hero-header

RSUD dr. M. Haulussy Ambon

Stunting: Ancaman Tersembunyi bagi Kecerdasan Anak

/ dr. Semuel A. Wagiu, Sp.N / 06 - 01 - 2025
whatsapp


Stunting adalah kondisi kesehatan yang disebabkan oleh malnutrisi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, dan ditandai dengan tinggi badan yang lebih rendah (pendek) dari standar untuk usia anak. 

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan kognitif dan kemampuan belajar mereka (kecerdasan). Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting pada Balita di Indonesia adalah 21,6% sedang di Maluku 28,4% (Survei Kesehatan Indonesia 2023). Sementara target nasional pada tahun 2024 adalah 14%. 

 

Tulisan ini akan membahas tentang bagaimana stunting memengaruhi perkembangan kognitif anak dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegahnya.

 

Dampak Terhadap Kognitif

Perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang mereka terima selama masa pertumbuhan, terutama pada dua tahun pertama kehidupan.  Gangguan kognitif adalah kondisi yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, memahami, belajar, mengingat, dan membuat keputusan. Gangguan ini mencakup berbagai masalah yang berhubungan dengan fungsi kognitif otak, seperti memori, perhatian, bahasa, dan kemampuan pemecahan masalah.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki:

- Kemampuan Berpikir yang Terhambat: Anak-anak stunting sering kali mengalami kesulitan dalam berpikir kritis dan menyelesaikan masalah. Ini dapat terlihat dalam kemampuan mereka untuk memahami konsep dasar di sekolah.

- Memori yang Buruk: Stunting dapat mempengaruhi kemampuan memori jangka pendek dan jangka panjang, sehingga anak-anak ini mungkin kesulitan mengingat informasi yang diajarkan di sekolah.

- Kesulitan dalam Belajar: Anak-anak dengan riwayat stunting sering kali memiliki prestasi akademis yang lebih rendah dibandingkan dengan teman sebaya mereka. Hal ini dapat menyebabkan siklus kemiskinan yang berkepanjangan, di mana anak-anak ini sulit untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan peluang kerja di masa depan.


Bagaimana stunting memengaruhi kognitif anak?

Kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, dapat berdampak serius pada kemampuan kognitif anak melalui beberapa cara:

  • Gangguan pematangan sel saraf: Kekurangan gizi mengganggu proses pembentukan dan pematangan sel-sel saraf di otak. Proses ini krusial untuk perkembangan kognitif yang optimal. Akibatnya, kemampuan anak dalam belajar, mengingat, dan memecahkan masalah dapat terhambat.
  • Perubahan struktur dan fungsi otak: Stunting dapat menyebabkan perubahan pada ukuran dan struktur otak, serta koneksi antar sel saraf. Perubahan ini berdampak pada kemampuan kognitif anak secara keseluruhan.
  • Keterlambatan perkembangan saraf: Kekurangan gizi, terutama pada sistem saraf pusat, dapat memperlambat perkembangan saraf. Hal ini memengaruhi perkembangan kognitif dan motorik anak.
  • Gangguan neurotransmiter: Neurotransmiter adalah zat kimia di otak yang berperan penting dalam komunikasi antar sel saraf. Kekurangan gizi dapat mengganggu produksi dan fungsi neurotransmiter, yang berdampak pada kemampuan kognitif anak. 


Apa Penyebab Stunting?

Beberapa faktor penyebab stunting meliputi: 

1. Malnutrisi: Kurangnya asupan gizi yang seimbang, terutama protein, vitamin, dan mineral, sangat berkontribusi terhadap terjadinya stunting. Makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, daging, dan produk susu sangat penting untuk pertumbuhan otak. 

2. Infeksi Berulang: Infeksi saluran pernapasan dan diare yang sering terjadi pada anak-anak dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan memperburuk kondisi gizi mereka.

3. Faktor Lingkungan: Lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, termasuk sanitasi yang buruk dan akses terbatas ke layanan kesehatan, juga berkontribusi terhadap risiko stunting. 

4. Pendidikan Orang Tua: Tingkat pendidikan orang tua, terutama ibu, berpengaruh besar terhadap pemahaman tentang gizi dan kesehatan anak. Orang tua yang teredukasi cenderung lebih memperhatikan kebutuhan gizi anak mereka.

 

Solusi untuk Mencegah Stunting

Mencegah stunting adalah tanggung jawab bersama masyarakat dan pemerintah. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

- Peningkatan Gizi Selama Kehamilan: Nutrisi ibu hamil sangat penting untuk mendukung pertumbuhan janin. Suplementasi zat besi dan asam folat selama kehamilan dapat membantu mencegah kekurangan gizi. 

- Pemberian ASI Eksklusif: Menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan memberikan nutrisi optimal bagi bayi serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka.

- Pendidikan Gizi untuk Orang Tua: Program edukasi mengenai gizi seimbang harus diperluas agar orang tua memahami pentingnya memberi makanan bergizi kepada anak-anak mereka.

- Akses ke Layanan Kesehatan: Memastikan bahwa semua anak mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang baik, termasuk imunisasi dan pengobatan untuk infeksi, sangat penting dalam mencegah stunting.

 




Stunting adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius dengan dampak jangka panjang pada perkembangan kognitif anak. Dengan memahami faktor-faktor penyebabnya dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat membantu memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh sehat dengan kecerdasan yang baik untuk  mencapai potensi penuh mereka. Kesadaran dan tindakan bersama dari semua pihak; pemerintah, masyarakat, dan keluarga adalah kunci untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia. 

Mari kita berkomitmen untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang! 


All rights Reserved © RSUD dr. M. Haulussy Ambon, 2024

Made with   by  RSUD dr. M. Haulussy Ambon