Luka Psikologis pada Anak Akibat KDRT di Rumah


Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau kekerasan domestik merupakan tindakan kekerasan, baik secara fisik, psikologis/emosional, maupun seksual, yang terjadi di lingkungan rumah. Kekerasan ini biasanya bertujuan untuk memperoleh kekuasaan dan kendali atas pasangan.
KDRT, seperti penyiksaan fisik, pelecehan emosional, dan bentuk kekerasan lainnya, tidak hanya berdampak buruk bagi korban utama, tetapi juga dapat memberikan dampak serius bagi anak-anak yang menjadi saksi. Jenis kekerasan yang sering terjadi antara suami-istri atau anggota keluarga lainnya ini dapat meninggalkan luka psikologis mendalam pada anak-anak.
Berikut adalah beberapa dampak psikologis KDRT pada anak:
1. Menyebabkan Kecemasan
Anak-anak yang menyaksikan KDRT cenderung merasa gelisah dan tidak tenang. Kekerasan yang dilakukan salah satu orang tua terhadap yang lain dapat membuat anak hidup dalam ketakutan setiap hari, tidak tahu kapan serangan fisik atau verbal berikutnya akan terjadi.
2. Merasa Tidak Aman dan Sulit Memercayai Orang Lain
Melihat kekerasan di lingkungan terdekat dapat membuat anak merasa terancam dan tidak aman. Anak-anak ini sering membangun persepsi bahwa dunia di sekitarnya tidak dapat dipercaya, sehingga sulit untuk membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain. Akibatnya, interaksi sosial mereka pun cenderung negatif.
3. Munculnya Perilaku Agresif
Anak-anak yang menyaksikan kekerasan tanpa ada intervensi dapat mengembangkan perilaku agresif. Mereka mungkin menganggap kekerasan sebagai hal yang normal dan menirunya, baik untuk mendominasi, melakukan intimidasi, atau bahkan melakukan kekerasan di sekolah.
4. Depresi atau PTSD
Trauma akibat tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan dapat menyebabkan anak mengalami depresi atau gangguan stres pascatrauma (PTSD) di masa dewasa. Gejala seperti kesedihan, gangguan konsentrasi, hingga perasaan putus asa sering dialami oleh anak-anak yang tidak mendapatkan penanganan trauma dengan baik.
Mengatasi Trauma pada Anak Korban Kekerasan
Anak-anak yang mengalami atau menyaksikan kekerasan sering kali menghadapi trauma mendalam. Kondisi mental mereka yang belum stabil membuat mereka lebih rentan terguncang saat menghadapi tekanan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak menghadapi trauma:
1. Memberikan Rasa Aman
Anak yang mengalami trauma sering merasa lingkungannya tidak aman. Orang tua perlu membangun rasa aman dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Pastikan Anda selalu ada untuk anak dan yakinkan mereka bahwa situasi akan membaik. Dengan begitu, kecemasan anak dapat berkurang.
2. Mendorong Anak Tetap Bersosialisasi
Memberikan rasa aman bukan berarti melarang anak berinteraksi dengan teman-temannya. Meski ada kekhawatiran orang tua terhadap keselamatan anak, membatasi sosialisasi justru dapat membuat anak merasa kesepian dan terisolasi. Dorong anak untuk bermain dan bergaul di bawah pengawasan yang bijak.
3. Mengalihkan Perhatian dengan Kegiatan Positif
Ajak anak melakukan kegiatan yang mereka sukai, seperti bermain sepak bola, melukis, atau memasak. Aktivitas ini dapat membantu mengalihkan pikiran anak dari pengalaman traumatis dan membangun kembali energi positif dalam diri mereka.
4. Meminta Bantuan Profesional
Jika trauma anak sulit diatasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Ahli profesional dapat memberikan penanganan yang tepat dan membantu anak mengatasi trauma secara efektif. Dalam proses ini, orang tua juga akan dilibatkan untuk memahami cara terbaik mendukung anak.
Dengan perhatian dan penanganan yang tepat, anak-anak korban kekerasan dapat pulih dari trauma dan tumbuh menjadi individu yang sehat secara mental dan emosional.
Artikel Lainnya
Motivasi Belajar: Kunci Anak Meraih Prestasi di Sekolah
Promosi Kesehatan dalam Rumah Sakit: Konsep dan Implementasi
SIMRS: Bagaimana Membangun dari Awal? Pengalaman bagi Rumah Sakit yang akan Memulai
Sering Sariawan? Bisa Jadi Tanda Penyakit Autoimun
Komunikasi Efektif dalam Rumah Sakit
Nyeri Kepala: Penyebab, Jenis, dan Cara Penanganannya
SIMRS GOS: Solusi Digital untuk Manajemen Rumah Sakit yang Lebih Efisien
Panduan Diet untuk Pasien Hemodialisis: Cara Mengatur Pola Makan yang Sehat dan Tepat
Stunting: Masalah Kesehatan yang Harus Kita Atasi Bersama
RME (Rekam Medis Elektronik): Revolusi Digital di Dunia Kesehatan
Quality Time: Investasi Berharga untuk Masa Depan Anak
SIMRS: Transformasi Digital dalam Dunia Kesehatan
Masa Pensiun: Tantangan dan Peluang untuk Tetap Berkarya
Stunting: Ancaman Tersembunyi bagi Kecerdasan Anak
Pemeriksaan Laboratorium dan Kaitannya dengan Penyakit Tertentu
Kecerdasan BuatanĀ (Artificial Intelegencia): Masa Depan Sehat yang Lebih Cerdas
Penyakit Stroke: Memahami, Mencegah, dan Mengatasi