hero-header

RSUD dr. M. Haulussy Ambon

Pemeriksaan Laboratorium dan Kaitannya dengan Penyakit Tertentu

/ dr. Ingrid Hutagalung, Sp.PK(K), M.Kes / 29 - 12 - 2024
whatsapp


Pemeriksaan laboratorium memiliki peran penting dalam dunia medis untuk membantu diagnosis, memantau pengobatan, dan mencegah komplikasi berbagai penyakit. Dengan memahami hasil pemeriksaan laboratorium, masyarakat dapat lebih waspada terhadap kondisi kesehatannya dan mengambil langkah preventif maupun kuratif yang diperlukan.

Artikel ini akan membahas beberapa jenis pemeriksaan laboratorium utama dan kaitannya dengan penyakit tertentu.


1. Tes Hematologi dan Kaitannya dengan Anemia

Tes hematologi digunakan untuk memeriksa kondisi darah, termasuk jumlah sel darah merah, hemoglobin, dan hematokrit. Kekurangan hemoglobin atau sel darah merah sering kali mengindikasikan anemia. Anemia dapat disebabkan oleh kekurangan zat besi, vitamin B12, atau folat, serta penyakit kronis seperti ginjal atau gangguan sumsum tulang. Gejala umum anemia meliputi lemas, pusing, dan kulit pucat. Pemeriksaan ini penting untuk memastikan penyebab anemia sehingga pengobatan dapat dilakukan secara tepat.


2. Glukosa Darah dan HbA1c untuk Diabetes

  • Glukosa darah: Pemeriksaan ini mengukur kadar gula darah saat itu. Jika kadar gula darah terlalu tinggi, bisa jadi tanda diabetes mellitus.
  • HbA1c: Pemeriksaan ini menunjukkan rata-rata kadar gula darah dalam tiga bulan terakhir. Nilai HbA1c yang tinggi mengindikasikan kontrol gula darah yang buruk, meningkatkan risiko komplikasi diabetes seperti kerusakan saraf, ginjal, dan mata.

3. Profil Lipid dan Kaitannya dengan Stroke, Penyakit Jantung, dan Perlemakan Hati

Profil lipid mengukur kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan trigliserida. Kadar kolesterol tinggi dapat menyumbat pembuluh darah, meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Trigliserida tinggi juga berhubungan dengan perlemakan hati (fatty liver), yang dapat berkembang menjadi sirosis jika tidak ditangani.


4. Ureum, Kreatinin, dan Asam Urat untuk Penyakit Ginjal dan Sendi

  • Ureum dan kreatinin: Kadar tinggi dari kedua zat ini menunjukkan gangguan fungsi ginjal. Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik akan kesulitan menyaring limbah dari darah.
  • Asam urat: Kadar tinggi asam urat dalam darah dapat menyebabkan gout (radang sendi akibat kristal asam urat) dan berkontribusi pada kerusakan ginjal jika menumpuk dalam tubuh.

5. SGOT dan SGPT untuk Penyakit Hati

SGOT dan SGPT adalah enzim hati. Kadar yang tinggi menunjukkan adanya kerusakan atau peradangan pada hati, seperti pada hepatitis, sirosis, atau efek samping obat tertentu. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi gangguan hati lebih dini.


6. Urinalisis dan Kaitannya dengan Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih

Urinalisis adalah pemeriksaan sampel urin untuk mendeteksi infeksi saluran kemih (ISK), penyakit ginjal, atau masalah metabolik seperti diabetes. Adanya protein, darah, atau gula dalam urin bisa menjadi tanda adanya gangguan pada ginjal atau saluran kemih.


7. Analisa Feses dan Helicobacter pylori untuk Penyakit Saluran Cerna

  • Analisa feses: Pemeriksaan ini mendeteksi keberadaan darah, parasit, atau infeksi di saluran cerna. Misalnya, darah dalam feses bisa menjadi tanda radang usus atau kanker kolorektal.
  • Helicobacter pylori: Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan gastritis (radang lambung) dan tukak lambung, serta meningkatkan risiko kanker lambung. Pemeriksaan ini membantu memastikan adanya infeksi agar dapat diobati dengan antibiotik.

Dengan pemahaman yang baik tentang hasil pemeriksaan laboratorium, masyarakat dapat lebih mengenali kondisi kesehatannya dan rutin melakukan pemeriksaan tahunan terutama bila sudah berumur lebih dari 40 tahun. Jika ada hasil yang mencurigakan, konsultasikan segera ke dokter untuk langkah selanjutnya. (*)


All rights Reserved © RSUD dr. M. Haulussy Ambon, 2024

Made with   by  RSUD dr. M. Haulussy Ambon